Seniman Daniel Kho Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Castaneda Factor di Jagad Gallery
16 July 2023 |
11:54 WIB
1
Like
Like
Like
Seniman nyentrik Daniel Kho mengajak publik untuk kembali berbahagia lewat karya-karya terbarunya. Perupa asal Klaten, Jawa Tengah itu menggelar pameran tunggal bertajuk Canasteda Factor di Jagad Gallery hingga 15 Agustus 2023. Menjadi lanjutan dari koleksi sebelumnya, pameran ini menghadirkan karyanya yang unik sekaligus penuh warna.
Setidaknya ada ratusan karya yang dipacak dalam pameran ini, mulai dari lukisan, patung, hingga media campuran (mixed media). Keunikan dari karya-karya tersebut adalah mewujud dalam karya seni dua, dan tiga dimensi yang ngepop dengan penuh warna sebagai ciri khas Daniel.
Menariknya, pada seluruh karyanya, dia menampilkan figur ciptaannya dari campuran mahluk mitologi, dewa-dewi, wayang kulit, hingga karakter kartun. Sang seniman menyebut figur tersebut sebagai makhluk ethno-extraterrestrial yang tersusun secara hibrida di tengah dunia yang sedang kacau balau.
Baca juga: Daniel Kho, Kemarahan yang Manis dan Virus Berbagi Kebahagiaan Lewat Karya Seni
Daniel Kho mengatakan, karya-karyanya sangat dipengaruhi pemikiran Carlos Castaneda. Yaitu seorang penulis yang banyak membuat cerita mengenai dunia yang ganjil, termasuk alien dan makhluk luar angkasa yang menjadi bagian dari kenyataan. Castaneda sendiri menjadi rentetan dari seri pameran yang telah dibuatnya sejak 2021.
Yaitu dari pameran Dobos di Paros Arthouse, Bali, pameran Mboh di Studio Kalahan Yogyakarta pada 2022, dan dilanjutkan dengan pameran Owalah di bentara Budaya Jakarta pada awal tahun 2023. Meski begitu, rangkaian pameran ini telah dipersiapkan sang seniman sejak lama.
“Tema dan tampilannya akan kurang lebih sama [dari pameran terdahulu] tapi komponen instalasi ini, lukisan dan jumlahnya seratus lebih," katanya saat ditemui Hypeabis.id di sela-sela acara pembukaan pameran, Sabtu (15/7/23) malam.
Namun, berbeda dari pameran sebelumnya, Daniel kali ini tidak menggunakan kalimat yang nyeleneh untuk judul karyanya. Alih-alih menggunakan judul karya seperti Mboh, Dobos, Konslet, atau Koet, sang seniman lebih banyak merujuk pada kosakata asing, tapi tetap saja nyentrik.
Hal itu misalnya tercermin dalam karya bertajuk Animal Parade (2023) yang terdiri dari 72 panel lukisan. Dalam karya yang menggunakan media sand acrylic on canvas itu Daniel menampilkan puluhan figur hibrida mahluk mitologi dengan berbagai warna dengan latar hitam.
Kemudian ada juga karya bertajuk La Wet 99 (150 X 130 cm) yang menggambarkan sosok transformasi seperti alien dengan kepala yang besar. Karya dengan molotow akrilik di atas kanvas ini juga menampilkan figur berbentuk seperti burung, dan deformasi makhluk seperti nyamuk dan gurita.
Menurut kurator Jim Supangkat, persinggungan sang seniman menetap di Eropa memang cukup mempengaruhinya dalam berkarya. Keterlibatan Daniel secara aktual dengan kultur pop art hingga performance art tak ayal mempengaruhinya dalam menemukan formulasi khusus yang khas dari seorang Daniel.
Selain itu, karakteristik Daniel yang eksentrik dan berjiwa avontur juga turut mendorongnya untuk mengaitkan kehidupan dengan mitos, atau pandangan-pandangan ganjil mengenai asal-usul keberadaan manusia di muka bumi sebagai sebuah pemberontakan.
"Namun, meski latar belakangnya banyak menunjukkan pemberontakan yang menggebu-gebu, tapi ungkapan yang tampil dalam karya Daniel tidak menunjukkan kemarahan dan kebencian—ekspresi yang justru [banyak] mengemuka pada karya-karya activisme di Tanah Air," papar Jim Supangkat.
Baca juga: Warna-warni Kritik Sosial Seniman Daniel Kho dalam Pameran bertajuk Owalah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Setidaknya ada ratusan karya yang dipacak dalam pameran ini, mulai dari lukisan, patung, hingga media campuran (mixed media). Keunikan dari karya-karya tersebut adalah mewujud dalam karya seni dua, dan tiga dimensi yang ngepop dengan penuh warna sebagai ciri khas Daniel.
Menariknya, pada seluruh karyanya, dia menampilkan figur ciptaannya dari campuran mahluk mitologi, dewa-dewi, wayang kulit, hingga karakter kartun. Sang seniman menyebut figur tersebut sebagai makhluk ethno-extraterrestrial yang tersusun secara hibrida di tengah dunia yang sedang kacau balau.
Baca juga: Daniel Kho, Kemarahan yang Manis dan Virus Berbagi Kebahagiaan Lewat Karya Seni
Daniel Kho mengatakan, karya-karyanya sangat dipengaruhi pemikiran Carlos Castaneda. Yaitu seorang penulis yang banyak membuat cerita mengenai dunia yang ganjil, termasuk alien dan makhluk luar angkasa yang menjadi bagian dari kenyataan. Castaneda sendiri menjadi rentetan dari seri pameran yang telah dibuatnya sejak 2021.
Yaitu dari pameran Dobos di Paros Arthouse, Bali, pameran Mboh di Studio Kalahan Yogyakarta pada 2022, dan dilanjutkan dengan pameran Owalah di bentara Budaya Jakarta pada awal tahun 2023. Meski begitu, rangkaian pameran ini telah dipersiapkan sang seniman sejak lama.
“Tema dan tampilannya akan kurang lebih sama [dari pameran terdahulu] tapi komponen instalasi ini, lukisan dan jumlahnya seratus lebih," katanya saat ditemui Hypeabis.id di sela-sela acara pembukaan pameran, Sabtu (15/7/23) malam.
Seorang pengunjug memotret salah satu karya Daniel Kho dalam pameran Castaneda Factor (Hypeabis.id/ Himawan L Nugraha)
Hal itu misalnya tercermin dalam karya bertajuk Animal Parade (2023) yang terdiri dari 72 panel lukisan. Dalam karya yang menggunakan media sand acrylic on canvas itu Daniel menampilkan puluhan figur hibrida mahluk mitologi dengan berbagai warna dengan latar hitam.
Kemudian ada juga karya bertajuk La Wet 99 (150 X 130 cm) yang menggambarkan sosok transformasi seperti alien dengan kepala yang besar. Karya dengan molotow akrilik di atas kanvas ini juga menampilkan figur berbentuk seperti burung, dan deformasi makhluk seperti nyamuk dan gurita.
Menurut kurator Jim Supangkat, persinggungan sang seniman menetap di Eropa memang cukup mempengaruhinya dalam berkarya. Keterlibatan Daniel secara aktual dengan kultur pop art hingga performance art tak ayal mempengaruhinya dalam menemukan formulasi khusus yang khas dari seorang Daniel.
Selain itu, karakteristik Daniel yang eksentrik dan berjiwa avontur juga turut mendorongnya untuk mengaitkan kehidupan dengan mitos, atau pandangan-pandangan ganjil mengenai asal-usul keberadaan manusia di muka bumi sebagai sebuah pemberontakan.
"Namun, meski latar belakangnya banyak menunjukkan pemberontakan yang menggebu-gebu, tapi ungkapan yang tampil dalam karya Daniel tidak menunjukkan kemarahan dan kebencian—ekspresi yang justru [banyak] mengemuka pada karya-karya activisme di Tanah Air," papar Jim Supangkat.
Baca juga: Warna-warni Kritik Sosial Seniman Daniel Kho dalam Pameran bertajuk Owalah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.